PKS Kabupaten Tangerang
Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid
Kabtangerang.pks.id - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengimbau masyarakat agar memaknai momentum Idul Fitri sebagai momen yang sangat penting yakni kembali ke fitrah.

"Makna kembali ke fitrah ini hendaknya diterjemahkan secara tepat yakni sungguh-sungguh membersihkan diri dari semua kesalahan, dosa, serta perilaku menyimpang," kata Hidayat Nur Wahid di Jakarta, Jumat (1/7/2016).

Menurut Hidayat, Indonesia saat ini dalam kondisi darurat di banyak sektor seperti darurat narkoba, minuman keras, dan kekerasan seksual.

Kondisi darurat tersebut merupakan bentuk penyimpangan dari fitrah yakni perilaku yang baik sesuai dengan ajaran agama.

Masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim, setelah menjalani ibadah puasa Ramadan selama sebulan dan kemudian merayakan Idul Fitri, kata dia, hendaknya dimaknai kembali ke fitrah secara tepat.

"Karena itu, makna Idul Fitri secara tepat ini harus dikuatkan. Makna Idul Fitri bukannya untuk hura-hura," katanya.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menambahkan, dalam ajaran agama Islam, memberikan penyegaran kepada setiap umatnya untuk melakukan penyegaran yakni puasa Ramadan dan kemudian Idul Fitri.

Hidayat juga mengimbau, agar warga negara Indonesia yang mudik ke kampung halamannya menjelang Lebaran memiliki makna mengokohkan sejarah dan kekerabatan.

"Bersilaturrahmi untuk mempertahankan kekerabatan ini, merupakan tradisi bangsa Indonesia yang sudah ada sejak dulu," katanya.

Dia menegaskan, tradisi mudik Lebaran ini hendaknya menjadi modal besar bagi bangsa Indonesia untuk menguatkan hubungan masyarakat di kota dan di desa, sekaligus menghindari konflik.

Hidayat menjelaskan, warga kota yang ke desa hendaknya tidak menularkan sisi negatif kota tapi membawa sisi positif kota seperti etos kerja, orientasi intelektual, semangat untuk sukses, dan sebagainya.

Sebaliknya warga desa, kata dia, jangan mengambil sisi negatif kota, tapi justru mempelajari sisi positif kota.

Sumber: inilah.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama