PKS Kabupaten Tangerang


إن اللّه وملائكته وأهل السموات وأهل الأرض حتى النملة في جحرها ليصلون على معلم الناس الخير

Sejenak mengingat sejarah perjuangan di era penjajahan, terdapat sosok para pahlawan yang luar biasa dedikasinya demi kepentingan bangsa dan negara. Karakter kepahlawanan mereka dibentuk melalui proses pendidikan yang mengintegrasikan aspek pengetahuan dengan semangat memberikan manfaat bagi sesama. Di balik kisah kepahlawanan itu terdapat para guru yang berperan besar di dalamnya. Ibarat lilin yang menyalakan cahayanya di tengah pekatnya kegelapan, mereka datang dengan tujuan mulia ingin mengangkat peradaban bangsa Indonesia.

Mari kita mengambil teladan dari seorang Mohammad Natsir rahimahullaah. Ia tak hanya sosok pemikir, ideolog, pembaharu, dan negarawan tapi juga contoh guru sejati. Meski ia tak mengenyam pendidikan di Fakultas Keguruan dan Pendidikan. Hidupnya dipenuhi dengan idealisme tinggi memajukan dunia pendidikan dan bangsanya. Setamat Algemene Middelbare School (AMS) di Bandung, Natsir memilih terjun langsung ke dalam perjuangan dan pendidikan. Ia mendirikan Pendidikan Islam (Pendis) di Bandung. Di sinilah Natsir memimpin, mengajar, mencari guru, dan dana. Terkadang ia keliling ke sejumlah kota mencari dana untuk keberlangsungan pendidikannya. Bahkan, kadangkala perhiasan istrinya pun digadaikan untuk menutup uang kontrak tempat sekolahnya.

Seperti yang dihaturkan oleh Natsir, "suatu bangsa tidak akan maju sebelum ada di antara bangsa itu segolongan guru yang suka berkorban untuk keperluan bangsanya." Maka awal kebangkitan suatu bangsa harus dimulai dengan mencetak guru-guru yang suka berkorban. Guru yang dimaksud Mohammad Natsir di sini bukan sekadar pengajar dalam kelas formal. Sejatinya guru merupakan para pemimpin, orangtua, dan juga pendidik. Guru adalah pelopor perubahan peradaban bangsa. Guru adalah teladan, digugu, dan ditiru.

Posisi guru dalam amanah keprofesiannya dituntut untuk melaksanakan amanat seperti yang telah tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dengan jelas menyatakan bahwa tujuan dibentuknya Negara Republik Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Cerdas dalam beberapa literatur diartikan sebagai kemampuan berpikir rasional, kemampuan untuk memecahkan masalah, dan menciptakan sesuatu yang berguna untuk kehidupan. Salah satu cara untuk menjadikan seseorang cerdas itu adalah dengan pendidikan atau sekolah. Guru memiliki peran besar dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Jika kita lihat perjalanan hidup kita sendiri, separuh hidup kita bertemu dengan guru (bersekolah di TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, hingga Tempat Pendidikan di luar sekolah). Tidak bisa dipungkiri jika guru memegang peranan penting dalam pembangunan Sumber Daya Manusia suatu bangsa. Guru merupakan pelaku utama pendidikan di sebuah lembaga yang bernama sekolah. Guru pula sosok yang bersentuhan langsung dengan anak-anak bangsa yang kelak akan menjadi para pemimpin bangsa selain orangtua. Tak dapat dipungkiri di balik sosok hebat pasti ada peran besar guru di dalamnya. Seperti sang panglima Muslim dari Khilafah Bani Umayah yang menaklukkan Andalusia, Thariq bin Ziyad, ada sosok Musa bin Nashir di belakangnya.

Guru yang paling menginspirasi itu bukan pada guru yang menyampaikan ilmunya kemudian muridnya menerima dan melaksanakan sesuai dengan penyampaiannya. Tapi guru yang menyampaikan ilmunya kemudian muridnya mengembangkan ilmu tersebut menjadi karya yang nyata. Menggandeng tangan, membuka pikiran, menyentuh hati, dan membentuk masa depan. Seorang guru berpengaruh selamanya, ia tak pernah tahu kapan pengaruhnya berakhir. Jika prasyarat kebaikan dipenuhi oleh seorang guru sebagai materi yang diajarkan, maka ganjaran kebaikan yang tak terputus akan menjadi sumber kebahagiaan saat berjumpa dengan Allaah.

Di sinilah peluang besar bagi seorang pengajar kebaikan agar usia amal shaalihnya lebih panjang dari usia biologisnya. Tidak mustahil para pengajar kebaikan yang berusia 60 atau 70 tahun memiliki usia amal shaalih hingga ratusan tahun bahkan ribuan tahun, melebihi usia biologis umat-umat terdahulu. Semoga Allaah memberikan kemuliaan dan kebahagiaan bagi para guru dalam kehidupan dunia dan akhiratnya. Guruku, tak ada pemberi yang lebih setia selain engkau. Setiap ilmu kau tularkan. Engkau adalah pelita bagi manusia. Selamat Hari Guru Nasional. Terima kasih guruku.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama