PKS Kabupaten Tangerang
Dimyati Natakusumah bersama Ketua Majelis Syuro PKS, Habib Salim Segaf Al-Jufri
Politik memang bikin sport jantung. Makanya saya selalu bilang ke teman yang serius dalam politik rajin-rajin olahraga jantung, sebab dalam politik memang akan sering olahraga jantung.

Pada launching BCAD beberapa waktu lalu, PKS Banten langsung bikin kader sport jantung. Awalnya acara berjalan normal, seperti biasa karena nama-nama yang diumumkan tidaklah asing.

Mereka sudah familiar di kalangan kader PKS Banten. Namun saat dua nama disebut, sebagian besar kader terkejut apalagi orang di luar PKS.

Dua nama itu adalah Dimyati Natakusumah dan Yemmelia. Keduanya pernah mau maju sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bantrn dari jalur independen.

Namun mereka berdua batal, karena Dimyati tak jadi lanjut. Yemmelia pun kecewa karena bela belain pensiun dini dari jabatannya sebagai Kepala Bidang Kebudayaan Pemprov Banten.

Dimyati merupakan anggota DPR RI dari PPP, mantan Bupati Pandeglang sekaligus suami Irna Narulita, Bupati Pandeglang saat ini yang juga pernah jadi anggota DPR RI dari PPP.

Di Banten nama Dimyati jelas tenar. Dua periode menjadi Bupati Pandeglang dan tak pernah gagal saat maju DPR RI.

Bahkan pada Pemilu lalu, ia tetap jadi DPR RI meski Dapilnya Jakarta. Pandeglang memang zona merah karena Dapil ini PKS belum pernah mendapatkan kursi DPR RI.

Masuknya Dimyati jelas berdampak pada psikologis kader PKS khususnya di Pandeglang dan Lebak.

Optimisme pecah telor untuk kursi DPR RI Dapil Pandeglangpun membuncah. Masa iya Dimyati tidak bisa dapat 1 kursi, wong di Jakarta yang bukan basisnya saja jadi, apalagi Pandeglang.

Kira - kira logikanya seperti itu. Lalu ada nama Yemmelia, Sekjen DPP Ikatan Keluarga Minang ini berasal dari birokrat. Meski namanya ga setenar Dimyati, tapi Yemmelia juga punya nama.

Ia pernah menjadi Aspri Ratu Atut Chosiyah, mantan Gubernur Banten yang kena kasus korupsi. Meski pernah jadi orang dekat Atut, nama Yemmelia bersih.

Tak sekalipun ia dimintai saksi atau sekadar dimintai keterangannya. Dikalangan birokrat, Yemmelia memang terkkenal pejabat yang lurus lurus aja.

Kalau kira kira ada potensi yang melabrak aturan maka dia katakan tidak, maka dia tidak disukai oleh. Hal ini disampaikan sendiri Yemmelia.

Kini, Dimyati menjadi Caleg DPR RI PKS dari Dapil Pandeglang dan Lebak, sedangkan Yemmelia menjadi Caleg DPR RI Dapil 2, yang meliputi Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.

PKS Banten sukses menjadi penengah kedua orang itu, meski mereka belum sempat satu meja pasca batalnya pencalonan Gubernur dan Wakil gubernur Banten.

Mirip - mirip kisah saat Nabi Muhammad menengahi sengketa penempatan batu hajar aswad. Nabi Muhammad jadi penengah. Ini pula yang dilakukan Miptahudin, selaku Ketua DPW PKS Banten menengahi Dimyati dan Yemmelia.

Sama- sama jadi Caleg PKS, tapi beda Dapil. Mereka sama sama semangat memenangkan PKS meski masih ada kecewa pada Yemmelia kepada Dimyati.

Relawan Literasi PKS Banten
Sumber: blog.pks.id

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama