PKS Kabupaten Tangerang
Diskusi bertajuk Memperkokoh NKRI, Mengembalikan Kedaulatan Bangsa di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/4/2018). Foto/Twitter Hidayat Nur Wahid
JAKARTA - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) di DPR memperingati 68 tahun Mosi Integral Natsir yang terjadi pada 3 April 1950. Peringatan ini rutin dilakukan setiap tahun untuk mengenang jasa Muhammad Natsir yang mengembalikan dan mengokohkan Indonesia sebagai negara kesatuan.

Untuk memperingati Mosi Integral Natsir tahun ini, FPKS menyelenggarakan diskusi publik dengan tema, Memperkokoh NKRI, Mengembalikan Kedaulatan Bangsa.

Dalam kesempatan itu, Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini mengatakan, Fraksinya di DPR setiap tahun menyelenggarakan peringatan Mosi Integral Natsir karena sangat penting dalam sejarah NKRI.

"Mosi Integral Natsir adalah momentum bersejarah yang lahir dari gagasan cerdas seorang Muhammad Natsir yang kita kenal sebagai Politisi Muslim yang juga Ketua Umum Masyumi,” kata Jazuli di Gedung DPR, Senayan, Selasa (3/4).

Hal ini, lanjut Jazuli, sekaligus menandakan bahwa tokoh-tokoh Islam begitu jelas dan kuat kontribusi dan pembelaannya terhadap NKRI. “Ini juga sekaligus menjadi bukti umat Islam adalah tulang punggung NKRI," tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Fraksi PKS Sukamta, yang bertindak sebagai salah satu pembicara utama menegaskan, maksud fraksinya menyelenggarakan peringatan Mosi Integral Natsir adalah sebagai upaya untuk mensyiarkan perjuangan Natsir dalam mengembalikan Indonesia ke bentuk NKRI.

“Natsir selama ini terkesan ditenggelamkan dan kurang terekpose dalam sejarah. Padahal, momen kembalinya Indonesia kembali ke bentuk NKRI disebut sebagai Proklamasi kedua setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Menurutnya sejak awal tokoh Islam amat sangat mencintai Indonesia, sehingga tidak heran tokoh seperti Muhammad Natsir memiliki gagasan untuk menghindari Indonesia dari perpecahan.

“Mosi Integral adalah momentum berdirinya kembali NKRI sesuai UUD 1945. Mosi ini dilaksanakan dengan ditandai dibubarkannya RIS pada 17 Agustus 1950. Mengacu pada catatan sejarah tersebut bisa dikatakan tidak mungkin Umat Islam dianggap tidak cinta NKRI,” pungkasnya.

Sumber: jawapos.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama