PKSTangerang.com - Legislator PKS Sulawesi Selatan, Sri Rahmi mengikuti Asian Women Parlementarian Confrence 2015 di Sheraton Grande Hotel Taipe, Taiwan. Kegiatan dibuka Menteri Luar Negeri Taiwan, Mr David YL Lin. Konferensi itu diikuti sekitar 50 peserta dari berbagai negara Asia seperti Afghanistan, Australia, Bangladesh, Indonesia, Jepang, dan Malaysia diselenggarakan Konrad Adenauer Stiftung.
Dilansir dari Fajar.co.id, Rabu 24 Juni 2015, Sri Rahmi mengatakan opening ceremony speakers pada konferensi itu Vice President of the Legislative Yuan in the Constitutional History of the Republic of China (Taiwan), HE Hung Hsiu-chu. “Dia perempuan pertama yang menjadi pimpinan parlemen Yuan,” ujar Sri Rahmi.
Dari Indonesia sendiri, diikuti lima utusan masing-masing dua anggota DPR pusat dan tiga DPRD provinsi. Konferensi tersebut mengangkat tema women, development and politics, guna mendiskusikan target program MDGs di negara masing-masing.
Untuk Indonesia, diakui masih punya banyak PR untuk menyelesaikan program MDGs. “Masih butuh kerja keras untuk pencapaian target program pemberdayaan perempuan Indonesia. Tingkat kematian bayi masih menjadi isu besar di Indonesia. Negara Asia lainnya, isu perempuan didominasi trafficking dan tenaga kerja perempuan,” kata anggota Komisi E DPRD Sulsel itu. [fajar.co.id]
Dilansir dari Fajar.co.id, Rabu 24 Juni 2015, Sri Rahmi mengatakan opening ceremony speakers pada konferensi itu Vice President of the Legislative Yuan in the Constitutional History of the Republic of China (Taiwan), HE Hung Hsiu-chu. “Dia perempuan pertama yang menjadi pimpinan parlemen Yuan,” ujar Sri Rahmi.
Dari Indonesia sendiri, diikuti lima utusan masing-masing dua anggota DPR pusat dan tiga DPRD provinsi. Konferensi tersebut mengangkat tema women, development and politics, guna mendiskusikan target program MDGs di negara masing-masing.
Untuk Indonesia, diakui masih punya banyak PR untuk menyelesaikan program MDGs. “Masih butuh kerja keras untuk pencapaian target program pemberdayaan perempuan Indonesia. Tingkat kematian bayi masih menjadi isu besar di Indonesia. Negara Asia lainnya, isu perempuan didominasi trafficking dan tenaga kerja perempuan,” kata anggota Komisi E DPRD Sulsel itu. [fajar.co.id]
Posting Komentar