PKS Kabupaten Tangerang
Ilustrasi, (foto: google)
PKSTangerang.com - Suatu ketika fulan berjalan dimalam hari. Keadaan saat itu sedang sangat gelap dikarenakan listrik padam. Si fulan tersebut berjalan menggunakan kaca mata hitam, tanpa bantuan alat penerang. Lalu tiba tiba ia terjerembab kedalam lubang.

Itulah sebuah permisalan bilamana kita di kehidupan yang gelap dengan fitnah ini, berjalan dengan kacamata hitam. Alias memandang sesuatu selalu dimulai dari sisi negatif, dan mudah dikambing hitamkan dengan pandangan negatif. Dengan cara pandang itu terkadang tak bisa membedakan mana kawan dan mana lawan, mana kebenaran & mana provokasi. Sebab semua akan dipandang buruk dari mulai perkataan, perbuatan ataupun isyarat seperti tatapan mata dan lain-lain.

Bila berlanjut maka ini menjadi penyakit yang sangat berbahaya. Sebab, sangatlah mungkin menimbulkan perpecahan persaudaraan. Dan hilanglah keberkahan murid terhadap guru bila murid berpandangan negatif terhadap guru. Biaslah cinta antar suami istri bila saling berburuk sangka. Rusaklah sebuah organisasi bila mudah terprovokasi & dihitamkan pandangannya. Tersiksalah rakyat bila pemimpin selalu merasa terancam rakyat. Sempurnalah kerasnya hati bila ini tak disembuhkan.

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Saat nasihat kebaikan terasa bagai hujatan menyakitkan, saat jabat tangan penuh kehangatan terasa bagai sindiran, saat perintah perbaikan terasa bagai ajakan permusuhan, saat itulah hati dalam pesakitan. Saat itulah butuh penawar yang dapat menjernihkan pikiran, menenangkan perasaan, dan fokus kepada tujuan bukan kesalahan.

“…Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Raadu: 28)

Dengan indah nan menawan Allah memberi penawar bagi hati yang sakit. Ialah dengan memperbanyak menikmati Al-qur’an dan berdzikir. Dangan itu maka Insya Allah terlepaslah kaca mata hitam. Pandangan mata selalu menipu, pandangan hatilah yang hakiki sebab hatilah tempat Allah memberi petunjuk. Rasulullah bersabda “…Mintalah fatwa pada hatimu. Kebajikan itu ialah yang menentramkan jiwa dan menenangkan hati. Dan dosa ialah yang meragukan jiwa & meresahkan hati.” (HR. Ahmad)

Anwar Alwinanto
Mahasiswa Ma'had 'Aly an-Nuaimy, Kota Tangerang
Pengirim: anwaralwi98@gmail.com

Post a Comment

أحدث أقدم