JAKARTA - Juru Bicara PKS Muda Bidang Ekonomi Politik Muhammad Kholid menyatakan bahwa utang pemerintah digunakan untuk bayar cicilan hutang yang besar. "Pemerintah Jokowi ini mencetak utang baru untuk membayar utang lama. Jadi mirip pribahasa gali lobang tutup lobang!"
Kholid mencatat berdasarkan data Kemenkeu bahwa pada tahun 2015 pembayaran kewajiban bunga utang pemerintah saja sudah mencapai Rp155 triliun, dan angka ini melonjak signifikan menjadi Rp218 triliun di tahun 2017. Tahun 2018 dan 2019 cicilan utang jatuh tempo yang harus dibayar adalah Rp390 triliun dan Rp420 triliun. “Beban utang ini setara dengan belanja modal pemerintah dan bahkan empat kali lipat lebihg besar dibandingkan belanja sosial yang merupakan ujung tombak peningkatan kesejahteraan masyarakat,”tegas pemuda kelahiran Jember, Jawa Timur ini.
Kholid juga menambahkan bahwa defisit keseimbangan primer (penerimaan negara dikurangi pengeluaran tanpa memasukan pos pembayaran cicilan utang) terus meningkat dari angka Rp93,2 triliun (2014) menjadi Rp105,5 triliun (2016) dan Rp111 triliun di tahun 2017. “Ini menunjukan fiskal kita nggak berkelanjutan. Kemampuan membayar kembali utang pemerintah atau repayment capacity kita buruk. ”
Jika melihat defisit keseimbangan primer yang konsisten meningkat maka hal tersebut menunjukkan pemerintah sudah tidak menjadikan utang sebagai daya ungkit pembangunan tapi untuk membayar utang lama, “Fiskalnya sudah tidak sehat. Utang bukan lagi sebagai daya ungkit untuk mengakselerasi pembangunan tetapi sudah menjadi jebakan utang (debt trap) yang justru berdampak negatif bagi pembangunan,” jelasnya.
Redaktur: Aji Teguh Prihatno
Sumber: PKS untuk Semua
إرسال تعليق