Perjalanan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga saat ini tentu mengalami pasang surut yang silih berganti. Mulai dari Partai Keadilan (PK) kemudian bermetamorfosa menjadi PKS tentu melalui pertimbangan dan kondisi saat itu yang mengharuskan partai ini berubah.
Saat awal PKS berdiri, sebagian besar kalangan banyak beranggapan bahwa PKS ini beraliran wahabi atau memiliki agenda dan ideologi untuk menegakan khilafah. Tapi fakta di lapangan, PKS justru lebih dekat dengan kalangan kultural. Banyak kadernya berasal dari dua ormas besar Indonesia. NU dan Muhammadiyah. Misal, Habib Salim Segaf Al Jufri beliau dari tokoh NU, Ustadz Hidayat Nur Wahid alumni Gontor, beliau juga dekat dengan NU dan masih banyak tokoh yang lain dari NU, Muhammadiyah atau organisasi lainnya.
Fakta lain, PKS sangat Pancasilais dan cinta NKRI. Terdepan dalam kemanuasiaan, kalau kita survey, maka Kader-kader PKS akan selalu ada yang berada di tengah masyarakat sebagai pengurus-pengurus Masjid, guru-guru ngaji baik guru ngaji anak-anak, bapak-bapak atau ibu-ibu, juga ada yang menjadi ketua RT atau ketua RW.
Ini berarti kader PKS berbaur dengan masyarakat dan bersama masyarakat di lingkungan mereka masing-masing untuk selalu memajukan program-program bersama masyarakat.
Hal ini bisa dibuktikan dengan kondisi di tempat tinggal Anda masing-masing, coba cek, siapa pengurus masjidnya, siapa guru ngajinya, siapa ketua RT atau ketua RW nya, maka meski tidak di survey secara resmi, salah satu di antara posisi itu ada kader PKS yang aktif di dalamnya.
Karena alasan itulah saya termasuk kader PKS yang nggak mau keluar dari PKS, meskipun suatu ketika saya pernah punya niat mencoba untuk keluar dari PKS karena nggak mau ribet dengan urusan politik.
Tetapi kemudian saya berpikir ulang, kalau Muslim nggak mau berpolitik, sedangkan keputusan penting di negri ini yang tertuang dalam Undang-undang dan peraturan lainnya itu melalui keputusan politik, maka harus ada tokoh Muslim yang kita usung melalui proses politik. Karena itulah niat itu saya urungkan kembali dan justru lebih serius lagi untuk berkontribusi melalui partai ini.
Hal lain yang menguatkan saya kembali misalnya ada pesan Rasul yang mengatakan "Kharunnas anfauhum linnas" yang artinya "Sebaik-baik manusia adalah yang banyak bermanfaat untuk orang lain" dan ini dipraktekkan oleh PKS secara organisasi dan diejawantahkan oleh para kadernya di lingkungan masyarakat tempat tinggal mereka masing-masing, buktinya seperti uraian saya di atas, kader-kader PKS aktif dalam kegiatan masyarakat.
Belum lagi ketika terjadi bencana alam di salah satu wilayah di negri ini, maka PKS langsung menerjunkan kader-kadernya dengan intruksi resmi dari pusat untuk segera terjun membantu korban bencana. Mulai dari menyiapkan makanan cepat saji, stock makanan, pakaian, obat-obatan dan kebutuhan lainnya dan selalu bersinergi dengan instansi lain termasuk Pemerintah, BNPB, TNI dan Polri.
Semua di persiapkan dengan cepat, karena team penanggulangan bencana sudah terbentuk, tinggal menggerakkan saja. Dan juga di bantu oleh para kader yang aktif di Bidang Kepanduan yang setiap saat siap turun ke lokasi bencana, tentu dengan koordinasi antara pusat, wilayah dan daerah setempat.
Beberapa kali ikut terjun ke lokasi bencana dan membantu para korban, meski tidak seintens teman-taman kepanduan lainnya, membuat hati ini makin cinta berada di PKS, karena masyarakat merasa bahwa ada saudara yang membantu mereka saat musibah. Rasa bahagia membantu mereka itu tidak bisa di tuliskan dengan kata-kata, tetapi bisa dirasakan saat berada di tengah masyarakat korban bencana.
Itulah salah satu alasan kuat saya berada di PKS sampai saat ini. Semoga PKS selalu Istiqomah memberikan pelayanan yang terbaik untuk rakyat Indonesia.
KMJ
Relawan Literasi Kabupaten Tangerang
إرسال تعليق