Dingin udara sungguh menusuk tulang. Menjadi alasan orang-orang enggan beranjak dari tempat tidurnya.
Gerimis kecil yang turun pagi itu, membuat jalanan jadi kian sepi. Padahal penunjuk waktu sudah mendekati pukul 08.00 WIB. Sepi semakin bertambah-tambah karena Pemerintah memberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Upaya mengurangi laju penyebaran virus covid-19 yang kian mengganas.
Namun tidak dengan group whatsapp digawaiku. Ia selalu ramai. Ada saja yang menjadi topik hangat percakapan. Dari hal yang remeh temeh sekedar klik sticker, memforward tulisan, sampai berbagi foto kegiatan.
Cing Birin misalnya, seorang kader PKS atau akrab juga dengan sebutan partai kupu-kupu Cantik ini, pagi-pagi sekali ia sudah menghantarkan sarapan untuk tetangganya H. Kisdianta (kader PKS) yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah. "Alhamdulillah, untuk sarapan dan makan siang nanti sudah dipesankan. Mohon bantuan yang lain untuk menyiapkan makan malamnya, karena saya mau jualan," ujar Cing Birin, yang juga sebagai pedagang sate di kawasan perumahan Sudirman Indah, Tigaraksa, Tangerang.
Di tempat lain, seorang perempuan kader PKS, Titi Karniti, terlihat sedang menaruh bingkisan sembako dan beras didepan rumah seorang kader yang sedang isoman. "Semoga semakin menguatkan ikatan saling mencintai karena Allah," tulis Sri Puji Astuti dalam keterangan foto yang ia bagikan.
Di group WA yang berbeda, seorang kader PKS, Nur, sedang berkoordinasi untuk mencari orang yang mau membantu mengurus jenazah saudaranya yang meninggal dalam masa isoman. Tidak ada warga yang berani mengurus jenazah iparnya tersebut. Setelah sekian waktu, ia lantas mengabarkan, "Alhamdulillah sudah di urus Pak Rispanel (Ketua DPD PKS Kabupaten Tangerang) yang memandikan jenazah saudara saya, terima kasih atas bantuan dari semuanya," Tambah Nur.
Beda dengan cerita diatas. Yang dialami seorang perempuan kader PKS yang juga pegiat media sosial, Ella Helawati, sungguh unik.
Bermula saat ia dihubungi seorang perempuan kader PKS yang berdomisili di kota Malang. Singkat cerita ia memerlukan bantuan untuk memantau kondisi ibunya yang sedang terbaring sakit seperti gejala Covid-19. Ibunya bekerja dan tinggal sebatangkara di Tangerang.
Setelah mendapat petunjuk yang cukup, Ella langsung bergegas mencari informasi dan berkoordinasi dengan pengurus PKS.
Setelah menemukan alamat ibu yang dimaksud, kejadian selanjutnya sedikit dramatis.
Dalam kondisi sakit badan panas tinggi, tubuh menggigil, ibu tadi rupanya tidak bersedia diajak berobat. Ia tetap mau menjalani rutinitas kesehariannya bekerja di pabrik. Walaupun kondisi tubuhnya sendiri sangat mengkhawatirkan.
Namun, setelah dibujuk dengan berbagai cara, akhirnya si ibu mau diajak berobat. Ketika diswab antigen, benar saja ia terpapar virus Covid-19 dan diminta isolasi mandiri.
Bayangkan, berapa banyak yang tertular andai Ella lamban merespon permintaan bantuan tadi.
Pandemi covid-19 seakan menjadi pengingat bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Separipurna apapun manusia, ia tetaplah makhluk yang memerlukan uluran tangan orang lain.
Kader PKS, yang setiap pekannya mendapatkan pembinaan, sudah terbiasa cepat dalam merespon setiap peluang kebaikan. Mereka selalu diingatkan agar kehadirannya memberi manfaat untuk sesama. Khoirunnas, Anfa'uhum Linnas.
Alpen Pebri
Tigaraksa, 14 Juli 2021
إرسال تعليق