PKS Kabupaten Tangerang
Ilustrasi (pexels.com)



Lihatlah sebuah titik jauh ditengah laut.
Semakin lama semakin jelas bentuk rupanya.
Itulah kapal api yang sedang berlayar.
Asapnya yang putih mengepul diudara.

Sebuah lagu ciptaan ibu Sud, lagu anak-anak yang mungkin sekarang tidak semua anak kecil mengenalnya.

Sabtu 28 Agustus 2021, adalah perjalanan kami menuju pulau Sumatera. Pulau yang berada dibagian barat pulau Jawa ini, untuk menuju sampai kedaratannya, kami harus naik kapal dulu dari pelabuhan Merak ke pelabuhan Bakauheni.

Waktu tempuh kapal feri menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung hingga lima jam dari saat normal hanya dua jam, karena sejumlah kapal antre membongkar dan memuat penumpang. Kurang lebih lima jam membuat kami leluasa menikmati pemandangan air laut dan daratan yang kelihatan menonjol ditengah - tengah laut. Masyaa Allah, berkali - kali kami lantunkan asma - asma Allah, betapa kecil dan tiada apa - apanya diri ini dibanding luasnya ciptaan - Nya.

Tapi ada yang membuat kami miris saat naik kapal. Bukan karena kondisi atau fasilitas kapal, tetapi lebih kepada backsound musik yang diperdengarkan awak kapal kepada para penumpang. Dari lagu bergenre pop Indonesia, pop koplo, dangdut, sampai dangdut koplo. Duh.

Kalau untuk orang dewasa yang sudah mampu memahami syair lagunya dan bisa memilah mana yang bagus untuk didendangkan dan mana yang tidak, ga menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika yang mendengarkan anak kecil, dan syairnya terlalu fulgar untuk anak-anak. Sungguh sangat miris!

Bukan salah anak - anak ketika mereka lebih familiar atau lebih kenal lagu orang dewasa dibanding lagu anak - anak. Tapi salahkan kita sebagai orang dewasa yang suka memperdengarkan lagu - lagu dewasa ditengah anak - anak kita.

Mari kita sebagai orang tua, sebagai pendidik, untuk lebih mengenalkan kepada anak - anak kita lagu yang sesuai dengan usia mereka. Kenalkan lagu yang bisa membentuk karakter mereka menjadi lebih baik. Kenalkan lagu yang bisa memotivasi mereka. Dan ini adalah tugas kita semua.

Atun Siswanti

Post a Comment

أحدث أقدم