KABUPATEN TANGERANG - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Tangerang menggelar Lomba Baca Kitab Kuning tingkat daerah V se Kabupaten Tangerang di gedung Sekretariat PKS di Tigaraksa, Sabtu (20/11/2021).
Kegiatan Lomba Baca Kitab Kuning ini digelar sekaligus dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H serta Hari Santri Nasional.
Menurut Ketua DPD PKS Kabupaten Tangerang, Rispanel Arya, Lomba Baca Kitab Kuning ke-V Tingkat kabupaten Tangerang 2021 ini merupakan salah satu program unggulan PKS. Kegiatan tersebut bagian kepedulian PKS pada dunia pendidikan dan keilmuan khususnya pesantren.
"Kami mengapresiasi usaha teman teman Fraksi PKS DPR RI yang terus memperjuangkan kepentingan umat, yakni dengan mensyiarkan Kitab Kuning selaku simbol dan rujukan keilmuan pesantren melalui penyelenggaraan Lomba Baca Kitab Kuning," ungkap Rispanel saat membuka Lomba Baca Kitab Kuning V Tingkat Daerah Kabupaten Tangerang.
Rispanel juga mengungkapkan bahwa PKS telah melakukan berbagai kegiatan advokasi kesejahteraan pesantren, seperti mendorong lahirnya RUU Pesantren, dana abadi pesantren dalam APBN, serta menginisiasi RUU perlindungan simbol dan tokoh agama.
“Pesantren sejatinya adalah soko guru pendidikan nasional yang berkontribusi besar dalam membentuk dan menjaga karakter bangsa. Pesantren memimpin dan mencetak banyak tokoh dan pemimpin nasional yang memiliki wawasan kebangsaan yang utuh. Pesantren telah hadir di nusantara jauh sebelum hadirnya sistem pendidikan nasional dan terus akan eksis, bahkan berkembang di tengah dinamika kemajuan bangsa,” kata Ketua Fraksi PKS DPRD Kabupaten Tangerang tersebut.
Lomba Baca Kitab Kuning yang rutin digelar oleh PKS merupakan sebuah inisiatif dalam sejarah parlemen Indonesia. Menurutnya, Lomba Baca Kitab Kuning merupakan bentuk penghormatan kepada para ulama dan santri, upaya untuk memotivasi anak bangsa untuk mencintai ilmu, serta semangat untuk mengokohkan nasionalisme Indonesia yang religius.
“Nasionalisme yang dibimbing oleh nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa sebagaimana bunyi sila pertama Pancasila dan amanat Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Agama menjadi ruh kebangsaan Indonesia yang harus terus dikokohkan ikatannya, bukan dihadap-hadapkan atau dipertentangkan satu dengan yang lain,” ujarnya.
Rispanel menyinggung bahwa Islam menjadi faktor penting dalam membentuk ke-Indonesiaan karena nilai dan ajarannya yang rahmatan lil alamin serta aktualisasi peran ulama dan santri dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
"Jangan hilangkan jasa ulama dan umat Islam. Indonesia memang bukan negara agama, dalam arti ada satu agama sebagai agama negara. Tetapi Indonesia adalah negara beragama yang menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama," pungkasnya.
Lomba Baca Kitab Kuning diikuti sekitar 32 peserta. Menghadirkan para tokoh pondok pesantren di Kabupaten Tangerang sebagai dewan juri diantaranya, KH Hudori, S.Pd.I Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, dan KH. Taqiyuddin, S.Pd.l Pengasuh PP Naslul Auliya'.
إرسال تعليق