Angin semilir di sore hari itu menandai genap dua tahun Aku berada di sebuah kota kabupaten yang bernama Tangerang. Duduk-duduk di bawah monument Patung Balaraja, membawa suasana penat keseharian sedikit terobati. Fresh ditengah hiruk pikuk orang berkendara sepulang dari tempat kerjanya. Kuseruput secangkir kopi yang tadi Aku pesan pada abang-abang penjual minuman bersepeda. Dalam benak ku, betapa sibuknya kota kabupaten ini. Apa gerangan yang dilakukan penduduk Kabupaten Tangerang ini ?
Dari ponselku, iseng-iseng kubuka data pekerjaan para penduduknya, dan ternyata mayoritas penduduknya bekerja sebagai pedagang atau pekerja, sekitar 1,7 juta jiwa, sedangkan petani atau nelayannya tidak lebih dari angka 68 ribu jiwa saja, dari jumlah penduduk sekitar 3,8 juta jiwa. Rasa penasaranku semakin bertambah saat membaca deretan angka-angka statistik Pemerintah Kabupaten Tangerang. Ada yang menarik, karena tidak biasanya angka jumlah laki-laki (1.424.661 jiwa) lebih besar dari jumlah perempuannya (1.370.308 jiwa). Bentuk piramida kependudukan berbasis usia berbentuk piramida ekspansif. Hal ini tampak dari sebagian besar penduduk terdapat pada kelompok usia muda. Bagian bawah piramida melebar, dan semakin meruncing pada bagian atas. Bagian bawah melebar menunjukan terjadinya kelahiran yang cukup tinggi pada tahun-tahun sebelumnya. Upah Minimum Kabupaten Tangerang di tahun 2021 ini adalah Rp. 4.230.792,65, tidak terlalu jauh dari Kota Cilegon sebagai kota tertinggi UMK di provinsi Banten, yaitu di angka Rp. 4.309.772,60.
Kuseruput lagi kopi yang belum hilang rasa hangatnya. Aku melanjutkan penelusuran tentang Kabupaten Tangerang dari perjalanan keseharian melintas beberapa daerah jika Aku silaturahim ke rumah mertua di Kota Tangsel. Selain kawasan perumahan Bumi Serpong Damai (BSD) dan Alam Sutra yang masuk wilayah Kota Tangsel, Aku sering juga melintasi kawasan perumahan berkonsep kota mandiri yang masuk wilayah Kabupaten Tangerang. Ada Talaga Bestari di Cikupa, Citra Raya di Panongan, Amando Hills di Tigaraksa, Paramount Petals di Curug, Jaya Imperial Mark di Mauk, Lavon Cluster Lavisa dan Suvarna Sutera di Pasar Kemis, Springhill Yume Lagoon di Cisauk, Kota Sutera Blossom Ville di Rajeg, Summarecon Serpong, walaupun namanya menggaet nama Serpong tapi lokasinya masuk wilayah Kelapa Dua, dan kawasan lainnya yang mungkin belum sempat kususuri. Melintasi kawasan-kawasan itu, hati terasa tentram dan damai, seolah kemiskinan sudah tak ada lagi di Kabupaten Tangerang ini. Namun ketika melihat kembali ke data statistik, di tahun 2020 masih ada sekitar 242.020 jiwa yang tergolong masyarakat miskin.
Kopi di cangkir plastikku sudah tidak hangat lagi, tapi masih nikmat untuk diseruput. Kabupaten Tangerang memang luas. Luasnya kurang lebih 959,6 km2 dengan 29 Kecamatan yang terdiri dari 246 desa dan 28 kelurahan. Topografi yang relatif lengkap dari dataran tinggi hingga ke dataran rendah, dimana lebih dominan dengan dataran rendahnya dengan garis pantai 51 Km, membuat anganku melayang ke udara bagai naik roket lalu melihat ke bumi Kabupaten Tangerang. Ingin rasanya kutelusuri sampai pelosok daerah. Melihat langsung dengan mata kepala sendiri, bagaimana situasi dan kondisi yang ada, dari daerah perbukitan hingga pesisir pantai. Walaupun sampai kini, belum terdengar obyek wisata berskala nasional, Taman Tebing Koja, Telaga Biru Cisoka, Situ Cilongok, Kramat Solear, Hutan Jati Raya, Taman Bunga Matahari, Pantai Tanjung Pasir, Pantai Tanjung Kait, Pantai Shangrila Sukadiri, Pantai Pasir Putih Dadap, Pantai Indah Kosambi, Pulau Cangkir Kronjo, Mangrove Center Ketapang, Citra Raya World of Wonders Park, dan Scientia Square Park, merupakan destinasi wisata yang ada di Kabupaten Tangerang. Aku tetap ingin traveling mengunjunginya dan mengitari sampai sudut-sudut Kabupaten Tangerang.
Ternyata kopiku telah habis, dan ternyata Kabupaten Tangerang telah berusia 389 tahun. Kini kau jadi kota kabupatenku dengan segala potensi yang ada di dalamnya. Disanalah Aku sekarang makan dan minum. Termasuk secangkir kopi yang tadi telah kuminum habis.
Muhammad Arief Mailano
Panongan, Oktober 2021
Sumber/Referensi :
Buku Profil Daerah Kabupaten Tangerang, 2019; https://tangerangkab.bps.go.id; https://upahminimum.com; https://www.pinhome.id; http://abouttg.com; https://tangerangnews.com; https://ppid.tangerangkab.go.id
إرسال تعليق