Oleh: Ustadz Khozin Abu Faqih
Ketika putera-putera, kerabat dan shahabat-shahabat Amr bin Jamuh ra. mencegahnya, agar tidak berangkat dalam Peristiwa Uhud, karena telah diberikan udzur oleh Allah SWT (Al-Fath; 17). Maka shahabat mulia yang kakinya pincang ini tidak menjadikan udzur, untuk berpangku tangan. Semangatnya untuk meraih surga, menantang jiwa kompetisinya yg semakin melambung. Ia datang menemui Rasulullah SAW untuk mengadu dan minta dispensasi (bukan keringanan), tetapi dispensasi agar dirinya yang udzur, tetap diizinkan ikut berperang bersama shahabat-shahabat lainnya.
Mungkin penuturannya layak untuk direnungkan: “Wahai Nabi Allah, mereka ingin mencegahku dari kebaikan ini dengan alasan bahwa aku pincang. Demi Allah swt., sesungguhnya aku berharap kaki pincangku ini menginjak di surga.”
Dalam Siyar min A’la-in Nubala’ disebutkan, bahwa pada saat Rasulullah saw. menyeru para shahabat dengan ungkapan, “Bersegeralah ke surga seluas langit dan bumi.” Maka Amr bin Jamuh menyambutnya dengan ungkapan,
وَاللهِ لَأَقْحِزَنَّ عَلَيْهَا فِي الْجَنَّةِ
“Demi Allah, sungguh aku akan memaksa menerobos surga dengan kaki pincangku.”
Jika memantau di lapangan dalam perjuangan di PILKADA hari-hari ini, banyak Anggota Partai yang memiliki berbagai keterbatasan, namun terus bergerak memenangkan SIMBOL PERJUANGANnya.
Emak-emak dengan segala keterbatasan dan kesibukannya mengurus keluarga, terus bergerilya mengajak masyarakat, saling berkoordinasi, dan beragam aktifitas unik lainnya, untuk memenangkan SIMBOL PERJUANGAN Partai. Karena mereka yakin bahwa “Inilah jalanku, yaitu mengajak manusia mendekat kepada Allah SWT.”
Bapak-bapak dan pemuda-pemudi tak mau kalah, dengan segala keterbatasan dan kesibukannya, terus bergerilya mamasang berbagai alat peraga, mengikuti rapat-rapat dan berbagai kegiatan pemenangan, dengan harapan dapat menebar lebih banyak manfaat bagi bangsa dan negara, melalui proses pemenangan PILKADA.
Tidak sedikit diantara mereka yang menghemat kebutuhan pokoknya, lalu menyisihkannya untuk melengkapi perjuangannya. “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (Al-Baqarah: 276)
Seolah-olah perilaku mereka menyatakan dengan lantang, "Mereka semua pergi ke surga, apakah aku harus duduk-duduk saja?"
Allah SWT memuji perlombaan menuju surga, bahkan memerintahkan hamba-hamba-Nya dengan tegas,
وَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ
“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (Al-Muthaffifin: 26)
Dan, menempatkan para pemenang perlombaan di tempat paling istimewa di dekat-Nya, “Dan orang-orang yang beriman paling dahulu. Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah. Berada dalam jannah kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.” (Al-Waqi’ah: 10 – 14)
Ya Allah, Ya Arhamarrahimin, jadikanlah kami termasuk para pemenang dalam perlombaan paling bergengsi; Perlombaan beramal kebaikan untuk mendapatkan surga yang paling dekat dengan Arsy-Mu yang agung.
Aamiin ya Robbal'aalamiin
إرسال تعليق