PKS Kabupaten Tangerang
PKSTangerang.com - Pada zaman seperti ini, di mana Al-Qur'an masih dijauhi oleh umat, Islam belum merata menjadi pedoman hidup bagi umat manusia, bahkan yang sudah ber-KTP Islam, dan kehidupan dunia menjadi dambaan umumnya manusia, karena tidak paham dan tidak tertarik dengan kehidupan akhirat. Jika ditanya sosok perempuan seperti apakah yang menjadi dambaan dalam menjalani hidup ini, maka bisa dipastikan sumbernya atau referensinya adalah televisi, koran, majalah, dan lain-lain. Hasilnya adalah perempuan dambaan itu hanyalah perempuan-perempuan yang sukses dalam kehidupan dunianya, mereka itu adalah para artis, selebiritis, entertainer, dan lain sebagainya. Menjadi sangat wajar jika pemikiran umat seperti ini, karena yang diakrabi bukan Al-Qur'an atau petunjuk Rasulullah SAW berupa sunnahnya dan kehidupan salafussalih yang mulia. Karena wirid hariannya bukan lagi Al-Qur'an, namun perkembangan kehidupan ahluddunya lah yang selalu dipantau dan dinanti-nanti. Fa laa haula wa lla quwwata illa billah.

Disinilah pentingnya tulisan-tulisan seperti ini, betapa pun kecil perannya, dibanding dengan derasnya arus sumber informasi yang selalu menginformasikan kehidupan dunia dan perhiasannya. Namun Allah Maha Tahu niat hamba-hamba-Nya yang selalu optimis dalam merubah kehidupan umat betapapun kecil daya dukungnya. Dengan keyakinan keberkahan dari setiap amal yang diridhai Allah, maka insya Allah tulisan sederhana ini, mampu memberi pencerahan kepada umat, agar menjadikan tokoh-tokoh perempuan dalam Al-Qur'an lah yang harus menjadi panutan kehidupan yang sangat singkat ini, dan mereka yang seharusnya menjadi dambaan dan panutan dalam kehidupan ini.

Al-Qur'an Memuliakan Perempuan

Cukuplah seorang perempuan itu menjadi seorang Ibu, maka dirinya adalah sosok manusia yang sangat dimuliakan oleh Al-Qur'an dan Rasulullah SAW. Hal ini karena jasa dan perannya yang spektakuler dalam membesarkan generasi yang Allah titipkan kepadanya yang akan menjadi cikal bakal terbentuk suatu generasi yang salih menuju peradaban, yang akan membahagiakan semua manusia. Semua tokoh-tokoh besar di negeri ini dan di tempat lain, sungguh tidak terlepas dari peran wanita sebagai seorang ibu. Allah berfirman :

وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٖ وَفِصَٰلُهُۥ فِي عَامَيۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيۡكَ إِلَيَّ ٱلۡمَصِيرُ ١٤

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman : 14 )

Agar seorang ibu bersemangat membesarkan generasi yang dilahirkan, maka seorang anak harus menghargai dan menjunjung setinggi-tingginya ibu yang telah melahirkannya. Seorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Siapakah orang yang paling berhak mendapat perlakukan yang sebaik-baiknya? Rasulullah SAW menjawab; Ibumu, siapa lagi ya Rasulullah? Ibumu. Siapa lagi Ya Rasulullah? Ibu mu”.

Begitulah Rasulullah menempatkan posisi seorang ibu dalam kehidupan keluarga. Alangkah ruginya perempuan muslimah yang tidak merasakan penghargaan ini dalam kehidupan keluarganya, hanya karena kurang memahami konsep rabbani ini. Seorang penyair Syauqi mengatakan, ”Ibu adalah bagaikan lembaga pendidikan, jika dipersiapkan dengan baik, maka kan menghasilkan generasi yang berkualitas”.

Sepatutnya para ibu muslimah belajar dari ibu Imam Syafiii, setelah melahirkan bayinya yang kelak menjadi ulama besar bernama Imam Asya Syafii di Gaza Palestina. Beliau berjuang, menempuh jarak yang jauh mengembara ke tanah suci Makkah, untuk menyiapkan lingkungan yang lebih baik untuk putranya, agar tumbuh menjadi anak yang berkualitas, setelah kurang lebih tujuh tahun, beliau pindah ke Al Madinah, agar anaknya menimba ilmu dari guru besarnya Imam Malik rahimahullah. Inilah peran minimal seorang ibu untuk keluarga.

Namun jika seorang ibu muslimah menjadikan ibu-ibu berprestasi besar menjadi acuan hidupnya, maka Al-Qur'an dan sirah Rasulullah SAW lah yang pantas menjadi panduan hidup yang sangat visualis untuk diteladani dan diterjemahkan dalam realita kehidupan. Dengan semangat dan kesungguhan yang besar, sejarah akan terus berulang dalam kehidupan zaman ini. Namun jika kita membacanya dengan penuh pesimis, alih-alih ingin menerapkannya, membaca dan mengkajinya pun kita sudah merasa keberatan.

Beberapa sosok ibu yang dijelaskan Al-Qur'an, sehingga harus menjadi guru besar, bagi setiap muslim dan muslimah yang mencintai Al-Qur'an adalah sebagai berikut:

1. Asiyah binti Muzahim

Perempuan muslimah yang akhirnya hayatnya mati syahid di jalan Allah ini, sangat layak untuk beralasan untuk tidak berdakwah dan berjihad serta memperbaikii mayarakatnya yang super rusak karena kemusyrikannya dengan menuhankan Fir’aun, seperti yang telah Allah SWT rekam dalam surah At-Tahrim ayat 11. Sangat layak kalau saja ia berlasan dengan alasan-alasan berikut ini;
  • Suami yang sangat tidak kondusif, tidak saja musuh bebuyutan bagi dakwah, namun juga sebagai orang yang kafir dan mengaku sebagai Tuhan. Namun tidak menyusutkan semangatnya untuk berdakwah dan memperbaik masyarakat dengan mengajaknya beriman kepada Nabi Musa AS dan bertauhid kepada Allah, walupun taruhannya nyawa. Dan terbukti, akhirnya syahidah karena dibunuh suaminya sendiri, sebagai gantinya rumah di Surga Allah.
  • Lingkungan kehidupan yang tidak kondusif, karena semua takut akan mata-mata Fir’aun yang kapan saja melihat ada yang melakukan gerakan melawan sistem kehidupan yang dibangun Fir’aun, maka akan segera diculik dan dibunuh. Sehingga Asiyah bersama orang-orang beriman yang lain, yang tinggal di istana, melakukan dakwah sirriyah yang sangat rapih, sehingga tidak sedkit, mereka yang beriman kepada Allah.
  • Negara yang sangat tidak kondusif sistemnya, kondisi masyarakatnya dan lain-lainnya. Cukup kuat bagi Asiyah untuk menyerah dan beralasan, tidak berbuat islahul ummah (perbaikan masyarakat) dalam kondisi seperti ini.
Namun karena keyakinnannya dengan pertolongan Allah bagi siapa saja yang menolong agama Allah, sebesar apa pun halangannya, tetap Allah akan menolong hamba-hamba-Nya yang berjuang di jalan Allah. Dan hamba itu adalah seorang perempuan yang sering disebut makhluk yang lemah, lembut tidak berdaya. Namun hal itu tidak berlaku bagi Asiyah binti Muzahim. Maka bermimpilah ibu di zaman ini menjadi Asiyah binti Muzahim abad ini, niscaya Allah akan menolong hamba-Nya yang berjuang di jalan-Nya.

2. Maryam binti Imran

Saat semangat-semangatnya dalam intensif beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, sampai-sampai Allah memilihnya menjadi perempuan yang paling unggul dan disucikan. Tiba-tiba Allah memintanya untuk berperan dalam islahul ummmah, betapa pun masyarakatnya nanti akan sangat menentangnya dan memeranginya. Proses peran tersebut dimulai dari peristiwa-peristiwa berikut;
  • Tiba-tiba Allah mengutus malaikat yang menemuinya untuk memberikan kabar gembira, bahwa sebentar lagi ia akan hamil.
  • Perempuan mana yang tidak kaget luar biasa, yang biasa disebut perempuan yang paling salihah, tiba-tiba hamil tanpa suami.
  • Sebagai manusia berjuta perasaan menggelayut dalam dirinya, mulai dari ingin mati sebelum peristiwa ini terjadi, perjuangan saat melahirkan, berpuasa tidak berbicara kepada siapa pun. Bacalah Al Qur’an surat Maryam, niscaya kita akan marasakan bagaimana kesabaran yang sangat dalam, dari seorang perempuan yang biasa disebut mahkluk yang lemah tidak berdaya, namun beliau kuat dan tegar menghadapi ujian Allah sebagai sarana perbaikan umat.
Perjalanan waktu akhirnya membuktikan. Isa yang dilahirkan tumbuh menjadi seorang anak yang sangat berbakti kepada ibunya, berakhlak mulia, menegakkan sholat dan menunaikan zakat sepanjang hidupnya. Maka Allah SWT sebut, seperti inilah kehidupan yang selamat dan penuh berkah seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 10 sampai 19.

Selamat hari Ibu, jadilah dambaan umat dan perempuan yang dibanggakan Allah SWT dan Rasulullah SAW, karena Anda adalah pelopor berkhidmat untuk rakyat, bangsa, dan negara.

Eka Safitri
Deputi Kajian Perempuan, Anak dan Keluarga
Bidang Perempuan dan Ketahan Keluarga (BPKK) PKS DKI Jakarta

Sumber: pks.id

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama