JAKARTA - Juru Bicara PKS Muda Bidang Ekonomi Politik Muhammad Kholid memperkirakan bahwa Presiden Joko Widodo akan mewariskan utang dalam jumlah yang sangat fantastis setelah 5 tahun berkuasa nanti. Jika pengelolaan APBN seperti saat ini diteruskan, diperkirakan akan tembus di angka 5 ribu triliun di akhir tahun 2019 atau awal tahun 2020 nanti. “Kalau sampai tembus 5 ribu triliun rupiah, setiap warga akan menanggung utang sekitar 19 juta rupiah per kepala.”
Kholid mencatat, menurut data Kementrian Keuangan RI bahwa posisi utang hingga akhir tahun 2017 saja sudah mencapai Rp3.938,7 triliun setara 29.2 % dari PDB. Rencananya tahun 2018 pemerintah juga akan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp414,5 triliun sebagai instrument pembiayaan. “Tahun 2018 utang pemerintah akan melebihi angka 4 ribu triliun.Ini jumlah yang tidak kecil” ujar Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.
Laju pertumbuhan utang per tahun cukup pesat melampaui pertumbuhan ekonomi. Jika dirata-rata sejak 2014, pertumbuhan stok utang mencapai 14% per tahun. Tahun 2014, stok utang pemerintah sebesar Rp2.604,93 triliun setara 25,9% dari PDB. Angka ini melonjak secara signifikan menjadi Rp3.938,70 triliun setara 29,2% dari PDB. “Artinya dalam tiga tahun pemerintahan Joko Widodo, ada penambahan utang baru sebesar Rp1.333,77 triliun!”ujar pemuda kelahiran Jember, Jawa Timur ini.
Pemerintah harus lebih hati-hati dalam membuat kebijakan fiskal yang ekspansif. Harus diperhatikan betul kemampuan fiskal yang pas-pasan. “Siapa pun Presidennya nanti, apakah Pak Jokowi ataukah yang lain, dia akan mewarisi beban utang yang berat. Kedepan, ruang fiskal menjadi semakin sempit. Dan pilihan kebijakan pun akan semakin terbatas,” tutupnya.
Redaktur: Aji Teguh Prihatno
Sumber: PKS untuk Semua
Posting Komentar