PKS Kabupaten Tangerang
Pakar Aswaja NU, KH Idrus Ramli. (Foto: Istimewa)

JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada akhir pekan lalu menggelar diskusi publik bertajuk “Penguatan Orientasi Fiqh dan Wasathiy” di Gedung DPP PKS, Jakarta. Ketua Dewan Syariah Pusat PKS KH Surahman Hidayat menyebutkan, agenda tersebut selain sebagai sarana silaturahim dengan para pakar dan ulama, juga menjadi sarana silatul fikr atau bertukar pikiran.

“Selain sebagai sarana silaturahim dan silatul fikr, juga istifadah dari para pakar, ulama, bagaimana menguatkan iltizam komitmen kita di PKS sebagai partai dakwah. Iltizam dengan fikih wasathiy,” ungkap Surahman lewat keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Pakar Aswaja NU, KH Idrus Ramli, yang hadir sebagai pemateri dalam diskusi itu menyatakan sepakat bahwa fikih yang wasathiy atau moderat adalah yang paling pas diterapkan di Nusantara. Menurut dia, fikih wasathiy sudah dipakai sejak awal dakwah masuk di Indonesia. Idrus mengatakan, dakwah masuk ke Indonesia menuai sukses luar biasa dan dicatat dalam literatur ulama Timur Tengah sebagai dakwah yang tidak menggunakan futuhat atau peperangan.

“Di Indonesia tidak menggunakan peperangan tapi pernikahan dan cara-cara yang moderat pada zaman itu termasuk dengan hikmah para ulama sufi,” ungkap Idrus.

Dia menyebutkan, kunci kemenangan umat Islam itu ada dua yakni beriman dan beramal saleh. Idrus mengatakan, iman dan amal saleh terangkum dalam fikih akbar dan fikih asghar.

“Saya bilang kepada kawan-kawan PKS, jika ingin menang maka keduanya harus dipegang fikih akbar dan fikih asghar ini harus sama-sama ahlusunah wal jamaah. Itu adalah hakikat manhaj yang wasathiy, manhaj yang moderat, insya Allah menang,” ujar alumni Pondok Pesantren Sidogiri, Jawa Timur, itu.

Idrus pun menceritakan pengalamannya bersama PKS. Saat diundang PKS Batam, acaranya dimeriahkan dengan hadrah dan selawat. Idrus pun sempat bertanya dari mana hadrah tersebut didatangkan. “Ternyata orang-orang PKS sendiri (yang mendatangkan). Berarti sudah NU ya orang-orang PKS?” ujarnya disertai gelak tawa peserta diskusi.

“Kita ini dakwah, PKS ini punya potensi masa depan yang bagus, potensinya besar, maka dari itu kita tuh orang Aswaja harus dominan di PKS, mengapa? Ini untuk mengawal bangsa Indonesia ke depan,” kata dia.

Diskusi tersebut antara lain juga dihadiri oleh Ketua Majelis Syuro PKS, Habib Salim Segaf Aljufrie; Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Prof Muhammad Amin Suma; Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Prof Syamsul Anwar, serta; para ulama lainnya.

Sumber: inews.id

Post a Comment

أحدث أقدم