PKS Kabupaten Tangerang
Ilustrasi


KABUPATEN TANGERANG - Bidang Humas Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Tangerang melalui Komunitas Relawan Literasi terus mengembangkan diri dengan menggelar berbagai kegiatan yang berhubungan dengan program kepenulisan.

Salah satunya dengan menggelar Pelatihan Menulis Antologi dengan mendatangkan narasumber Dadi Muhamad H.B., S.Pd., M.Sn., seorang penulis sekaligus dosen diberbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, editor lepas pada beberapa penerbit di Indonesia, juga pemilik usaha Laksa Kang Dadi, pada Jumat (15/06/2021).

Dalam pelatihan yang digelar secara daring tersebut, Dadi mengajak peserta pelatihan yang semuanya adalah kader PKS untuk terus berlatih menulis setiap hari, menuliskan apapun dari hal-hal terkecil disekitar, dikembangkan terus agar bisa menghasilkan sebuah buku antologi.

"Gunakanlah smartphone untuk menjadi fasilitas dalam menulis. Jika ide sudah berputar-putar di kepala kita, jangan terlambat mengeksekusi karena ia akan hilang menguap dengan cepat," ungkapnya.

Sedangkan Ketua Komunitas Reli Kabupaten Tangerang, Mulyono mengungkapkan bahwa melalui pelatihan ini para peserta akan ditargetkan menulis buku antologi. Sebuah buku yang ditulis bersama oleh kader PKS.

"Tujuan akhir dari pelatihan ini adalah, akan terbitnya buku antologi dari para peserta pelatihan, yang ditargetkan akan terbit disetiap tahunnya, dengan tema yang berbeda namun masih ada benang merah antara buku satu dengan buku lainnya," ungkap Mulyono yang telah terlibat dan menerbitkan tiga judul buku antologi.

Webinar dengan team Silaturahim Dalam Sebentuk Antologi ini sangat mengundang antusiasme dari para peserta. Banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh peserta yang mempunyai berbagai latar belakang pendidikan dan profesi yang berbeda ini, disambut dengan jawaban dan beberapa solusi dari pembicara. 

Materi yang dibahas seputar pengertian dari apa itu Antologi, macam-macam antologi, syarat-syarat penulisan antologi, manfaat antologi, kelebihan dan kekurangan antologi. 


Ella Helawati

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama