Anis Matta |
Membicarakan tokoh besar, pasti dipenuhi pro dan kontra. Ambil contoh Nabi Isa, ada yang sangat membencinya hingga berbuat makar untuk membunuhnya (kaum yahudi) dan adapula yang sangat mencintainya hingga menyebutnya sebagai anak Allah (kaum nashrani). Contoh lain adalah 'Ali bin Abu Thalib ra. Ada pihak yang sangat membencinya (kaum khawarij), ada juga pihak yang sangat memujanya (kaum syiah). Situasi yang kurang lebih sama akan kita dapati juga saat membicarakan tokoh besar lainnya, dari Soekarno, Soeharto, Gus Dur dll. Termasuk pula saat membicarakan Anis Matta. Ada yang mengaguminya, adapula yang bersuara sumbang kepadanya.
Saat ini, Anis Matta masuk diantara 9 nama tokoh yang dijadikan sebagai Capres dan/atau Cawapres yang diusung oleh PKS. Tentu hal ini harus dibicarakan bersama mitra koalisi. Pada prinsipnya, kesembilan tokoh itu punya keunggulan masing - masing. Secara pribadi, kami memiliki kecenderungan terhadap Anis Matta, karena beberapa alasan sbb :
Pertama, Arsitek PKS
Pertama kali melihat sosok Anis Matta saat digelar kampanye dialogis di TVRI, jelang pemilu pertama diera reformasi. Kala itu masih PK alias PK pra Sejahtera (meminjam istilah Ustadz Hidayat Nur Wahid). Saat itu, Anis Matta adalah Sekjen, dibawah kepemimpinan Nur Mahmudi Ismail. Selanjutnya, Anis Matta menjadi sekjen berturut - turut dibawah kepemimpinan Hidayat Nur Wahid, Tifatul Sembiring dan Luthfi Hassan Ishaaq. Selanjutnya, beliau didaulat oleh Majelis Syura menjadi Presiden PKS. Jika kita melihat pekerjaan Sekum di DPW dan DPD, maka mudah bagi kita untuk mendeteksi kiprah Anis Matta yang sebenarnya, yakni sebagai arsitek yang merancang program dan menggerakkan mesin partai.
Kedua, Figur Perekat
Sulit dipungkiri bahwa saat ini ada gap diantara sejumlah kader, utamanya setelah ramai kasus pemecatan atas Fahri Hamzah. Meskipun hanya ditataran diskusi dan wacana, namun tetap saja berimbas secara psikologis dan hubungan muamalah. Dititik ini, figur Anis Matta diharapkan bisa jadi perekat dan pemersatu, karena sosoknya diterima dengan baik dikedua belah pihak. Untuk memenangkan sebuah pertempuran, seorang Jendral punya tugas besar untuk mensolidkan barisan dan membangkitkan semangat juang. Anis Matta sudah membuktikannya dimasa lalu, yakni paska musibah LHI. Beliau sukses merubah mindset kader, dari inferior menjadi bermental pemenang. Jika panggung pembuktian masih ada, kami yakin beliau juga mampu melakukannya lagi dimasa depan.
Ketiga, Style Genuine PKS
Anis Matta adalah sosok yang mewakili style genuine PKS, yakni muda, modis, smart. Secara usia, beliau relatif mewakili kalangan muda. Khususnya bila disandingkan dengan para seniornya seperti Habib Salim Segaf Al Jufri, Ustadz Hidayat Nur Wahid atau Ustadz Tifatul Sembiring. Dari segi pemikiran, beliau sangat cemerlang, ide - idenya segar dan menjadi salah satu referensi utama pemikiran kader - kader PKS. Alumnus LIPIA ini juga biasa menemani Syaikh Yusuf Al Qardhawi jika tengah melawat di Indonesia. Tampilannya juga terbilang modis dan bergaya anak muda. Sangat cocok untuk membidik segmen milenial khususnya mengimbangi manuver Jokowi yang juga menggarap segmen itu. Posisinya yang kelahiran Sulawesi menjadi nilai tambah tersendiri, yakni mewakili wilayah Indonesia Timur.
Khatimah
Sebenarnya ada satu lagi keunggulan Anis Matta, yakni bervisi internasional. Namanya cukup kesohor dan jaringannya cukup luas. Tidak salah jika saat ini, Anis Matta diamanahi hubungan luar negeri. Uniknya, visi internasionalnya juga dibuktikan hingga diranah pribadi, yakni punya istri bule. Keren kan?
Eko Jun
Posting Komentar