Anis Matta |
Dibandingkan dengan 8 capres PKS lainnya, Anis Matta termasuk diantara tokoh yang paling banyak menyedot perhatian publik, baik dari pihak internal maupun kalangan eksternal. Kalangan eksternal mewaspadai gebrakan dan manuver politiknya, mengingat Anis Matta terhitung sukses "memimpin PKS ditengah badai". Kalangan internal merindukan orasi yang visioner dan suntikan motivasi dosis tinggi, yang memberikan peta panduan, mengungkit semangat dan memompa daya juang ekstra. Pencantuman Anis Matta sebagai salah satu kandidat capres oleh Majelis Syura PKS bahkan dianggap sebagai proses "comeback" ke panggung politik nasional, setelah sekian lama absen.
Diantara tagline yang melekat kuat pada sosok Anis Matta adalah AMPM alias Anis Matta Pemimpin Muda. Entah siapa yang pertama kali mencetuskan tagline itu, namun idenya memang cukup brilian dan sesuai dengan kondisi dilapangan. Pertama, politisi berusia muda. Dibandingkan dengan seluruh capres PKS, beliau adalah tokoh yang paling muda usianya. Lahir di Bone, Sulawesi pada 7 Desember 1968. Berarti saat ini usianya baru 49 tahun. Tokoh lain yang jarak usianya terpaut paling sedikit adalah Mardani Ali Sera, yang lahir pada 9 April 1968. Dibandingkan dengan tokoh nasional lain yang masuk bursa capres 2019, beliau juga terhitung paling muda. Mungkin beliau hanya kalah muda atas AHY yang lahir pada 10 Agustus 1978.
Kedua, bergaya anak muda. Anis Matta memang agak lain dengan capres PKS lainnya, yang cenderung senang baju batik dan tampil formal. Beliau lebih senang tampil fresh dengan gaya busana anak muda. Imejnya identik dengan kaos, celana jeans dan sepatu kets. Hal itu bisa kita lihat dalam banyak aksinya saat berorasi diatas panggung. Sepintas, tampilan beliau mengingatkan kita dengan sosok Steve Jobs, sosok brilian yang menjadi pendiri sekaligus CEO Apple. Baik dalam keseharian maupun saat presentasi resmi diatas panggung, Steve Jobs lebih sering menggunakan kaos polo, celana jeans dan sepatu kets. Jika Jokowi adalah sosok tua yang dibranding dengan gaya anak muda (kaos oblong, motor modifikasi, gitar listrik dll), maka Anis Matta adalah politisi muda yang secara alamiah bergaya anak muda.
Ketiga, matang diusia muda. Profil Anis Matta sama sekali tidak mencerminkan profil dan karakter seperti pemuda kebanyakan. Pada usia 29 tahun, beliau sudah turut mendeklarasikan PK dan ikut menahkodainya dalam posisi sekjen. Pada pemilu 1999, beliau juga menjadi utusan PK di KPU serta menjadi jurkamnas dalam kampanye dialogis pertama. Buku - bukunya, pemikirannya, orasinya hingga ide - ide yang dilontarkan, sama sekali tidak sinkron dengan usianya yang masih muda. Dengan gaya khas jaman now yang menjadi pilihannya, mungkin banyak juga yang tidak percaya bahwa beliau adalah alumunus LIPIA, peserta terbaik kursus Lemhanas dan menjadi pendamping khusus Syaikh Yusuf Al Qardhawi dalam beragam safari dakwahnya di Indonesia.
Jaman sekarang, eranya anak muda jadi pemimpin. Dulu, banyak pihak sempat berharap pada sosok Anas Urbaningrum yang digadang - gadang sebagai suksesor presiden SBY. Namun harapan itu sirna karena beliau ikut terseret kasus Hambalang. Ditingkat provinsi, harapan ini sudah mulai terwujud dengan keberhasilan Anis Rasyid Baswedan dan Sandiaga Uno menduduki jabatan gubernur Jakarta. Ditingkat nasional, harapan ini layak kita sematkan pada sosok Anis Matta. PKS sebagai partainya anak muda dan menargetkan segmen pemilih pemula, semestinya juga memilih tokoh muda sebagai capresnya.
Eko Jun
إرسال تعليق