PKS Kabupaten Tangerang
Oleh: Muhammad Jamhuri, Lc. MA.

Ilustrasi

Saat itu, pasukan kaum muslimin tidak menyangka, bahwa pasukan musuh yang akan dihadapinya adalah pasukan yang dilengkapi kendaraan yang besar dan kuat. Ya, merekalah pasukan gajah Persia. Ratusan gajah dan penunggangnya dikerahkan oleh Persia untuk menghadapi kaum Muslimin. Panglima pasukan Persia; Rustum, sangat percaya bahwa mereka akan sangat mudah mengalahkan kaum muslimin. Pasalnya, pasukan muslimin hanya menggunakan kuda sebagai kendaraan perangnya. Sedangkan secara psikis, kuda merasa takut menghadapi gajah yang tinggi dan besar. Belum lagi, pasukan muslim sulit untuk menyerang penunggangnya yang duduk di atas gajah yang tinggi.

Dalam kondisi yang sedemikian rupa, kaum muslimin menguras pikirannya untuk mencari stretegi menghadapi musuh. Timbul gagasan, mereka membuat patung-patungan atau boneka besar yang mirip dengan gajah. Lalu boneka besar gajah itu di putar-putarinya, sementara kuda-kuda ditunggangi dilatih kaum muslimin berputar mengelilingi boneka tersebut. Awalnya kuda-kuda itu tidak mau mendekati karena merasa takut dengan boneka gajah, namun lambat laut kuda-kuda itu berani mendekati boneka gajah. Walhasil, saat perang berkecamuk, kuda-kuda itu tidak takut menghadapi dan mendekati gajah-gajah asli pasukan Persia.

Sementara itu, untuk menyerang para pasukan pengendara gajah yang duduk di atas gajah, pasukan muslim tidak memiliki senjata yang dapat menjangkau mereka selain panah. Karena jika hanya menggunakan pedang di tengah perang face to face, hal itu sulit dilakukan. Timbullah gagasan baru. Yaitu pasukan muslimin membuat tombak runcing yang berukuran panjang, agar dapat menyerang pasukan gajah dari dekat. 

Saat itu, strategi pun diatur. Pasukan muslimin yang hanya bersenjata pedang dan panah berada di barisan terdepan. Melihat kondisi ini, pasukan Persia bernafsu ingin menerjang barisan pasukan muslim bersenjatakan pedeng itu dengan gajah-gajahnya. Akan tetapi setelah, pasukan gajah mulai menedekati pasukan berpedang, pasukan pedang mundur dan digantikan dengan majunya pasukan bertobak panjang, sehingga para penunggang gajah terkena tombak yang diarahkan pasukan muslimin. Belum lagi banyak gajah yang matanya terkena sasaran tombak, sehingga mengamuk dan menjatuhkan para penunggangnya.

Walhasil pasukan muslimin pun dengan gilang gemilang dapat memenangkan pertempuran yang disebut dalam buku sejarah sebagai perang “Al-Qodisiyah” itu. Bahkan mereka bisa memasuki istana raja Persia yang megah dan indah, dan membawa ghanimah yang banyak untuk dilaporkan kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Namun, datangnya harta ghanimah berupa pakaian sutera dan perobat rumah istana yang terbuat dari emas itu, malah membuat Umar bin Khattab menangis mengeluarkan air mata. Kaum muslimin dan pasukan yang membawa ghanimah pun terheran. Ketika seseorang bertanya kepada Umar bin Khattab tentang sebab ia menangis, Umar menjawab, “Sungguh yang aku takutkan dari umat ini adalah terbukanya pintu kekayaan dunia, sehingga mereka melupakan akhiratnya”.

Saudara, kita sedang menghadapi “pasukan gajah”. Mereka dilengkapi aparat, media, dana, konglomerat dan berbagai fasilitas lainnya. Kita sebagai pasukan muslimin haruslah smart. Harus lahir ide-ide dan gagasan-gagasan cemerlang. Para petinggi partai kita sudah memberikan contoh. Di tengah-tengah kebuntuan partai-partai karena konsentrasi masyarakat terfokus pada pemilihan presiden dan wakilnya yang membuat partai-partai dan calegnya termarjinalkan dan terlupakan, PKS hadir dengan “Politik Gagasan”. PKS memberikan warna baru dalam keberpihakan kepada rakyat kecil dan ulama. Empat program yang realistis yang akan diwujudkan jika PKS yang bernomor 8 ini menang, yaitu (P)erlindungan ulama dan tokoh agama melalui penyusunan undang-undang, (K)endaraan cc kecil bebas pajak, (S)im berlaku seumur hidup, dan (8) juta penghasilan bebas pajak. Keempat ini program ini sangat berpihak kepada rakyat kecil. Diringkas menjadi “PKS-8”. Setelah empat program ini dilaunching ke masyarakat, alhamdulillah mendapat sambutan yang luas, bahkan akan ditiru oleh partai dan calon lain meskipun terkesan hanya sekedar meraup suara karena program mereka tidak logis dan tidak realistis.

Jika para pimpinan pusat kita telah memberi contoh dalam mengedepankan “Politik Gagasan” maka alangkah baiknya jika hal itu dapat kita tiru di daerah-daerah. Baik gagasan program, gagasan cara berkampanye, dan gagasan menedekatkan masyarakat agar memilih PKS dan calegnya, sehingga kemenangan akan semakin kita raih. Jadilah Pejuang yang Smart.

Wallahu a’lam bish showab

Rumpin 1 April 2019

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama