PKS Yogyakarta Luncurkan KTA Sekaligus Kartu Potongan Belanja

Ketua DPD PKS Kota Yogyakarta, Muhammad Syafi'i ketika sosialisasi KTA. (FOTO: Dwijo Suyono/TIMES Indonesia)

YOGYAKARTA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Yogyakarta membuat terobosan kreatif guna meningkatkan layanan kepada para anggotanya. Yakni, dengan membuat Kartu Tanda Anggota (KTA) partai sekaligus sebagai kartu potongan harga atau discount untuk pembelian berbagai kebutuhan sehari hari di toko-toko yang berjaringan dengan PKS.

"Diawal tahun 2020 kita akan merekrut 2.500 anggota baru. Mereka yang bergabung ke parpol itu tidak hanya mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA) tetapi juga memperoleh kartu diskon belanja yang menjadi satu dengan KTA," Ketua DPD PKS Kota Yogyakarta, Muhammad Syafi'i, Senin (17/2/2020).

Syafi'i menerangkan, besaran diskon bervariasi mulai dari 5 persen sampai 20 persen. Saat ini tercatat sekitar 20-an jenis usaha yang sudah bermitra dengan PKS Kota Yogyakarta seperti katering, sewa sound system, jasa servis, penjualan barang, komputer, suplier, konveksi maupun digital marketing.

Syaifi’i menegaskan, dengan adanya tambahan 2.500 anggota baru secara otomatis pelaku usaha yang bermitra dengan PKS memperoleh potensi pasar baru.

“Minimal kita harapkan punya pangsa pasar baru sejumlah 2.500 keluarga. Kartu ini bisa digunakan oleh satu keluarga. Kita ingin masyarakat tidak ragu-ragu bergabung ke PKS," jelas anggota DPRD DIY ini.

Dengan banyaknya warga bergabung ke parpol maka otomatis kehidupan demokrasi di Indonesia semakin baik. Masyarakat memiliki pilihan politik yang rasional dan mandiri.

“Salah satu pilar demokrasi adalah partai politik. Kita ingin bagaimana parpol bisa hadir di semua kehidupan masyarakat,” tambahnya.

Pada Pemilu Legislatif 2019, PKS Kota Yogyakarta memperoleh 25.000 suara dan menempatkan lima anggotanya di DPRD Kota Yogyakarta.

Sekolah Cinta Indonesia PKS Kota Yogyakarta dilaksanakan secara bergelombang hingga Maret mendatang. Kegiatan itu dikemas dengan bentuk training orientasi partai atau TOP maupun Kemah Kebangsaan.

Sumber: timesindonesia.com