Kali ini ia mendapat curhatan dari komunitas anak-anak muda milenial dari kecamatan Sukamulya, tentang susahnya mencari kerja bagi anak-anak yang baru lulus sekolah atau Kuliah, dalam acara Reses masa sidang kedua tahun 2021, Sabtu (05/09/2021).
Salah satu dari anak muda itu yang juga penggiat media sosial, Ari Novialdi menceritakan kekecewaan pada program pemerintah Pra Kerja.
“Tidak pernah berhasil daftar program pra kerja, tapi ada temannya yang lolos mendapatkan program itu, ternyata banyak keluhan juga,” kata yang juga lulusan sarjana yang belum mendapat pekerjaan.
Adapun kata Ari, yang lolos Prakerja pun masih banyak kendala juga, diantaranya, Pertama, ternyata program prakerja seperti diproyekan, “uang bantuan pra kerja diarahkan untuk membeli program pelatihan di konten video tutorial yang sebenarnya itu banyak beredar di media sosial seperti youtube, alhasil tak ada uang yang tersisa,” paparnya.
Selanjutnya kata Ari, pasca mengikuti program pra kerja, menghasilkan sertifikat kerja, tapi itu tidak berguna, banyak perusahaan menolak sertifikat atau kartu pra kerja.
“Setelah tidak berlakunya sertifikat dari pra kerja, kendala ketiga adalah tumbuh suburnya pungli-pungli untuk masuk pabrik, bukan berbasis kompetensi tapi berbasis orang dalam, wani piro?” tegas ari dengan nada pesimis.
Menanggapi hal tersebut, Syahril menyampaikan aspirasinya kepada pihak terkait. Sebagai bentuk pengabdiaanya menjadi pelayan rakyat.
Posting Komentar