Namanya Teuku Muhammad Zakky, tapi biasa dipanggil Bang Jack. Saya telah mengenal pemuda ini cukup lama, sejak sekitar 10 tahun yang lalu, mungkin saat dia baru lulus SMA.
Kami semakin dekat ketika perusahaan saya mempekerjakan jasanya untuk mengatur wisata ke Pulau Seribu. Dia adalah pemandu yang handal, memberikan pengalaman wisata yang terjangkau dan menyenangkan bagi kami.
Kami membawa hampir 50 karyawan dan akhirnya menjadikannya langganan tetap. Kesimpulan pertama saya tentang pemuda ini adalah kehebatannya. Meskipun masih sangat muda, mungkin baru berusia 20 tahun saat itu, dia sudah memiliki gaya kepemimpinan yang kuat.
Dia dengan percaya diri mengatur semua orang, dari asisten yang mengawal kami naik kapal, hingga yang menangani penginapan dan pelayanan makanan kami. Dia juga memandu kami dalam kegiatan seperti naik banana boat dan keliling pulau dengan kapal.
Saya melihat bahwa pemuda ini memiliki bakat luar biasa dalam kepemimpinan. Dia mampu mengatur banyak orang tanpa merasa terbebani dan sungkan. Dia tidak mudah terpengaruh atau dicemooh oleh orang lain, tidak ada tanda-tanda keraguan di wajahnya.
Selain itu, dia rendah hati, sering bertanya, dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Dia sangat mudah diajak berdiskusi dan menerima nasehat. Dia selalu menghormati senior dan orang yang lebih tua, meskipun kadang-kadang masih terlihat arogan seperti pemuda pada umumnya.
Dalam hati, saya yakin dia adalah calon pemimpin masa depan yang akan sukses. Sejak muda, dia telah mandiri dan bertanggung jawab. Namun, yang baru saya ketahui adalah bahwa kehidupannya tidak selalu berjalan lancar.
Dia adalah seorang yatim sejak kecil, ayahnya meninggal saat dia masih sangat muda. Ayahnya adalah seorang pengusaha periklanan, dan setelah kepergiannya, keluarganya mengalami goncangan.
Pemuda ini dipaksa menjadi tulang punggung keluarga, menghidupi ibu dan adiknya sambil berkuliah. Dia harus menyelesaikan kuliahnya selama 14 semester karena keterbatasan biaya.
Namun, kesedihan dan penderitaannya tidak pernah terlihat di wajahnya yang selalu ceria dan penuh senyuman. Senyumnya seperti senyuman Rasulullah kepada umatnya. Saya baru mengetahui bahwa ibunya adalah seorang syarifah dari Aceh, yang masih memiliki keturunan Rasulullah.
Sebelum Ramadan, Beliau bercerita kepada saya bahwa dia memiliki rencana untuk mengantar ibu dan neneknya pergi umrah. Dia telah menabung sejak lima tahun yang lalu, mulai dari saat dia mendapatkan komisi dari penjualan hewan kurban, meskipun dia sendiri belum pernah melakukan umrah.
Saya dan teman-teman kami sering berbicara dengan keras, namun sebenarnya itu adalah wujud cinta dan perlindungan kami terhadap pemuda ini. Kami ingin dia menjadi seorang pemimpin di masa depan dan menjadi teladan bagi pemuda di seluruh negeri.
Dan yang membuat kami bangga adalah setelah Hari Raya Idul Fitri, pada usia 27 tahun, dia dilantik sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat termudadi Provinsi Banten. Ini adalah pencapaian luar biasa yang sungguh mengagumkan. Orang-orang yang tidak mengetahui perjuangannya mungkin menganggapnya sebagai kebetulan atau keberuntungan semata.
Namun, saya yakin bahwa pencapaian ini adalah hasil dari amal dan kebaikan yang telah dia lakukan selama ini. Dia memiliki rasa bakti yang tinggi terhadap ibu, ayah, dan keluarganya, serta memiliki hormat yang besar terhadap guru dan pembimbingnya.
Saya bertanya kepadanya berapa biaya yang dia keluarkan saat itu, dan ternyata tidak lebih dari 7 juta rupiah. Ini menunjukkan bahwa bagi seorang pemuda, penting bagi kita untuk memiliki 8 prinsip dan karakter sukses:
- Memiliki cita-cita yang besar dan tinggi.
- Memiliki semangat yang membara.
- Memiliki keyakinan yang kuat.
- Siap untuk bekerja secara sinergi dan kolaboratif.
- Mencapai tujuan secara bertahap dan berkelanjutan.
- Menjaga keseimbangan dalam segala hal.
- Terus belajar dan berkembang.
- Melakukan segala sesuatu secara menyeluruh, tanpa setengah-setengah.
Saya berharap akan lahir lebih banyak pemuda pejuang yang mengikuti jejak Bang Zacky. Pencapaian luar biasa ini tidak terlepas dari bimbingan para senior dan guru yang luar biasa. Saya berharap banyak guru yang akan membimbing pemuda ini, seperti Ustaz Akhina Sultoni, Cing Budi Siswoyo, Habama Aqiqah, Agan Sunardi Soen, Abang Ahmad Gozali, Abah Iwan Kurniawan, dan Dokter Puguh Wiji Pamungkas.
Dan tentu saja, tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Gurunda kami, Imam Muhajirin Elfahmi. Semoga semakin banyak pemuda yang berhasil dan menjadi pemimpin masa depan yang hebat.
Mas Iwan Susanto
Posting Komentar