Dalam pertemuan ini, Ian Mulyana menegaskan pentingnya dialog dengan
masyarakat untuk mendengar aspirasi dan masukan terkait program pertanian dan
perikanan. “Saya berharap pertemuan ini dapat menghasilkan masukan yang bisa
diadvokasi ke Dinas Pertanian dan Perikanan. Saya siap mengawal setiap
pengajuan dari warga ke dinas terkait,” ujar Ian.
Dari pihak Dinas Perikanan, Firman Nugraha dari UPT Balai Benih menjelaskan
bahwa dinas memfasilitasi peternak ikan dengan benih-benih ikan air tawar
seperti nila, lele, dan gurame. Sementara itu, Syahril Rohman dari bidang
Budidaya Dinas Perikanan memaparkan layanan yang lebih luas, mulai dari bantuan
kolam, pakan, hingga benih ikan.
“Ada tiga fokus kegiatan budidaya yang kami dukung: budidaya ikan air tawar
seperti nila dan lele, budidaya ikan hias seperti cupang dan koi, serta
budidaya ikan air payau seperti bandeng. Namun, syaratnya lahan kolam tidak
dalam sengketa, sumber air dan listrik harus memadai,” jelas Syahril.
Ia juga menyoroti keberadaan Posikandu (Pos Kesehatan Ikan Terpadu) yang
menyediakan layanan pemeriksaan kualitas air dan pembagian obat ikan secara
gratis.
Dinas Perikanan bidang Pengolahan yang diwakili oleh Pohan menambahkan bahwa
pihaknya aktif melakukan pembinaan dan pelatihan pengolahan makanan berbahan
dasar ikan serta mendukung proses penjualan hasil perikanan melalui bazar.
Dari sektor pertanian, Suherman dari BPP Kronjo menegaskan komitmennya dalam
mendampingi kelompok tani. “Kami siap membantu kebutuhan alat-alat pertanian
dan memberikan pendampingan teknis kepada petani,” ungkapnya.
Kelompok tani yang hadir juga menyampaikan sejumlah permasalahan yang mereka
hadapi. H. Juhdi, salah satu peternak ikan, mengeluhkan mahalnya biaya pakan
ikan. “Kami butuh pelatihan untuk membuat pakan ikan murah sebagai alternatif,”
ujarnya. Ia juga menyoroti sulitnya mendapatkan solar untuk operasional
traktor.
Sementara itu, H. Ali mengusulkan adanya program asuransi bagi petani untuk
mengantisipasi risiko gagal panen. Masalah lain yang muncul adalah sulitnya
mendapatkan pupuk serta banyaknya Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang tidak
lagi aktif, seperti yang disampaikan oleh Sugi.
Ian Mulyana memastikan bahwa setiap aspirasi yang disampaikan akan menjadi
perhatian serius. “Saya akan berkoordinasi dengan dinas terkait agar masalah
ini bisa segera ditindaklanjuti. Kita perlu kerja sama yang baik antara
pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan sektor pertanian dan perikanan di
Kabupaten Tangerang,” pungkasnya.
Dengan semangat keterbukaan dan komitmen untuk perubahan, reses ini
diharapkan mampu menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah dalam
mengatasi berbagai tantangan di sektor pertanian dan perikanan.
Posting Komentar