PKS Kabupaten Tangerang

 
KABUPATEN TANGERANG - Anggota DPRD Kabupaten Tangerang dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syahril bersama Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Banten Abdi Sumaithi melakukan ziarah ke makam Ki Mawuk, di Desa Mauk Barat, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Ahad (28/2/2021).

Ziarah ke makam salah satu tokoh sejarah di Tangerang khususnya kecamatan Mauk itu untuk menapak tilas perjuangannya dan mengenal sejarahnya.

Syahril mendorong anak muda di Tangerang untuk bisa mengenal sejarah perjuangan para tokohnya. Salah satunya Ki Mawuk.

"Anak Muda Tangerang harus tahu sejarah daerahnya. Salah satu belajar sejarah dari cagar budaya (makam) Ki Mawuk ini," ujarnya.

Ki Mawuk sendiri adalah tokoh pejuang di masa penjajahan Belanda. Yang kini namanya diabadikan sebagai nama Kecamatan Mauk.

Makam Ki Mawuk sendiri terletak di Desa Mauk Barat, Kecamatan Mauk. Kini dalam kondisi yang memprihatinkan. Makam yang telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya itu berada di antara permukiman padat dan diapit oleh tembok serta jalan perkampungan.

Syahril menghimbau kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Tanggerang untuk memperhatikan cagar budaya yang ada di mauk yaitu makam atau petilasan Ki Mawuk.

“Pemda Kabupaten Tangerang harus bisa menjaga dan merawat serta memviralkan cagar budaya asli Tangerang yaitu makam atau petilasan buyut ki mawuk. Agar sejarah ini terus terjaga dari generasi ke genarasi,” himbaunya.

Sementara itu senator dari Banten, Abdi Sumaithi yang akrab dipanggil Abu Ridho akan mengadvokasi dan mengkomunikasikan dengan pihak terkait agar cagar budaya ini tetap lestari dan terpelihara.

“Kami akan berkomunikasi dengan pihak terkait, agar makam ki Mauk ini dapat dijaga dan dipelihara sebagai warisan budaya khususnya di daerah Mauk ini.” tegasnya.

 
Napak Tilas ini didampingi juga oleh Ketua Karang Taruna kecamatan Mauk, Ahmad Satibi dan jajaran pengurusnya serta pengamat sejarah yang ada di Mauk. Mereka menjelaskan bergantian tentang sejarah yang ada di kecamatan Mauk.

Satibi mengungkap bahwa nama kecamatan Mauk sebetulnya diambil dari nama Buyut Mawuk atau Ki Mawuk. Disamping tokoh sentral perdagangan, Buyut Mawuk juga turut berjuang melawan para penjajah.

“Dulu, di Mauk ada tugu yang merupakan pusatnya perekonomian masyarakat. Tugu itu sudah ada sejak dahulu dan menjadi titik pertemuan, “ jelasnya. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama