PKS Kabupaten Tangerang


KABUPATEN TANGERANG - Dalam rangka hari Santri Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Keadilan Sejahtera  (PKS) Cikupa, melalui Seksi Perempuan dan Ketahanan Keluarga (SPKK) mengunjungi beberapa pondok pesantren tradisional atau yang biasa disebut Kobong. Guna memberikan tanda kadeudeuh (red: tanda cinta) atau tanda kepedulian PKS kepada para santri dan pengasuh pondok pesantren yang ada di sekitaran Cikupa,  Jumat (22/10/2021).

"Tanda kadeudeuh yang kita berikan berupa nasi kotak untuk para santri, kebutuhan mandi para santri, camilan dan sandal jepit, tak lupa jam dinding berlogo PKS," kata Ketua SPKK PKS Cikupa, Ella Helawati.

Adapun kobong yang dikunjungi sebanyak enam tempat. Terdapat dua kobong di kelurahan Bunder, satu di Desa Pasir Jaya, satu di Desa Pasir Gadung, satu di Desa Sukadamai, dan satu kobong di Kelurahan Sukamulya. 

Masing-masing kobong tersebut jumlah santrinya bervariatif dari mulai lima santri sampai lima puluh orang santri pada tiap kobong. 

"Lebih dari seratus paket nasi kotak dan Tanda Kadeudeuh lainnya kita berikan," kata Ella. 

Para pengasuh pondok memberi tanggapan positif. Ada beberapa pengasuh pondok yang telah kenal dan mengetahui sepak terjang dari PKS, namun ada juga yang baru mengetahuinya. 

"Pondok saya berdiri sejak tahun 90-an, selama ini belum pernah ada bantuan apapun dari pemerintah, atau kunjungan dari partai politik, baru sekarang ada partai politik yang berkunjung kesini, padahal masih jauh ke pemilu, dan saya baru tahu jika PKS adalah partai oposisi." jelas Pepen selaku pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Yaqien, Sukamulya. 

Menurut Ketua DPC PKS Cikupa, Ujang Sulaeman, tujuan dari kunjungan para kader PKS selain bersilaturahmi dalam rangka memperingati hari santri, juga sebagai ajang memperkenalkan pada masyarakat tentang PKS.

"Santri dan pesantren adalah salah satu bagian terpenting bagi bangsa ini, bahkan dalam sejarah tercatatribuan santri berjuang merabutdan mempertahankan kemerdekaan negeri ini. Khususnya ketika memenuhi panggilan resolusi jihadulama besar pendiri NU KH Hasyim  Asyari, dan kemudian hari bersejarah itu dijadikan dasar penetapan Hari Santri Nasional, setiap tanggal 22 Oktober," pungkas Ujang.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama