Di suatu sore yang berembun, di sudut taman kecil di pinggiran Tangerang, seorang pria duduk termenung di bawah pohon rindang. Wajahnya dipenuhi ekspresi serius, seolah tenggelam dalam pemikiran yang mendalam. Dia adalah Arief, seorang pemuda yang sejak usia muda telah merasakan getir dan manisnya perjalanan bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Apa yang membuatku begitu terpikat pada PKS?" gumam Arief dalam hati. "Ah, mungkin karena pertemuan pertamaku dengan partai ini saat usiaku baru 16 tahun, ketika mereka membuka kelas pengajian di masjid dekat rumahku."
Flashback membawa Arief ke masa lalu, di mana dia, dengan mata berbinar-binar, mendengarkan pengajian yang penuh inspirasi dari seorang dai muda PKS. Kata-kata itu meresap begitu dalam ke dalam jiwa Arief, membuatnya merasa seperti menemukan sesuatu yang selama ini dia cari: makna, tujuan, dan panggilan.
"Saat itu, saya masih terlalu muda untuk memahami sepenuhnya, tapi saya merasa ada kekuatan luar biasa dalam dakwah mereka," ujar Arief, sambil mengingat kembali momen-momen itu.
Seiring waktu berlalu, Arief semakin terlibat dalam berbagai kegiatan PKS. Mulai dari pengajian, pelatihan kepemimpinan, hingga turut serta dalam aksi sosial yang dilakukan partai. Baginya, PKS bukan sekadar tempat politik, melainkan sebuah keluarga yang memberikan ilmu, inspirasi, dan kesempatan untuk berkontribusi bagi masyarakat.
"Tentu ada saat-saat sulit," kata Arief sambil menundukkan kepala. "Ada perbedaan pendapat, hambatan dalam mencapai tujuan, dan tantangan dari luar yang membuat kami terjatuh. Tapi cinta kami pada PKS tidak pernah pudar. Setiap rintangan hanya membuat kami semakin kuat dan teguh dalam perjuangan."
Arief juga mengenang teman-teman seperjuangannya yang memilih berhenti di tengah jalan. Namun, dia juga melihat banyak orang baru yang bergabung, siap mengisi kekosongan dan melanjutkan perjuangan yang telah dimulai.
"Seperti kereta api yang terus berjalan, PKS terus melaju menuju tujuan akhirnya," ujar Arief, dengan semangat di matanya. "Meskipun masinisnya berganti-ganti, arahnya tetap satu: untuk Indonesia, untuk keadilan, untuk rakyat."
Saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat, Arief bangkit dari tempat duduknya. Dia menghela nafas lega, penuh dengan keyakinan bahwa perjalanan bersama PKS akan terus berlanjut, menerangi jalan menuju masa depan yang lebih baik. Dan dengan langkah tegap, dia pun melangkah ke arah rumah, membawa api semangat dalam hatinya yang tak pernah padam.
Selamat Milad, PKS yang ke-22
20 April 2002 - 20 April 2024
Yogie
Posting Komentar